Sabtu, 28 Juli 2012

Cerita di Bulan Juli

juli kali ini terasa berbeda bagi saya, mulai dari untuk pertama kalinya saya libur kuliah yang saya habiskan tanpa mengikuti semester pendek (full 2 bulan), bertepatan dengan bulan puasa, dan banyak cerita di dalam bulan ini, setidaknya menurut saya pribadi.

agak aneh rasanya, namun yang saya lihat, bulan juli ini banyak orang yang lagi sakit hati, putus dari pacarnya, ditolak target, hingga banyaknya peluang-peluang yang terjadi di dunia percintaan. mungkin saya hanya bisa menceritakan apa yang saya lihat dan saya alami.

mulai dari banyaknya teman-teman saya yang putus cinta, maaf saya tidak bisa menyebutkan nama mereka dalam cerita ini, karena saya anggap itu rahasia. ada seorang adik tingkat saya. dia putus dengan pacarnya lalu bercerita di twitter. dari ceritanya jelas ia sangat sakit hati. mungkin dia sudah menjalani pacaran jarak jauh yang cukup lama rasanya (sepertinya begitu, terlihat denghan caranya memandang hubungan jarak jauh, yang lebih dewasa dibandingkan seusianya). dari cerita dan kicauannya yang saya tangkap, jelas mereka putus karena sang pria tidak nyaman dan tidak sanggup menjalani hubungan jarak jauh. akibatnya hati sang pria berpindah kelain hati, mungkin hatinya hinggap di teman sekampusnya, atau yang berada di dekatnya setiap saat. menurut adik tingkat saya, hubungan jarak jauh itu bisa diatasi, mengingat banyaknya teknologi komunikasi saat ini, mulai dari sms, telpon, BBM, hingga video converence seperti skype dan facebook video call, yang nyatanya mampu membuat kita terhubung satu sama lain tanpa batasan waktu. dan saya sangat teringat dengan apa yang ia katakan, "akan lebih baik jika kamu menggunakan teknologi itu untuk kita, dari pada menggunakannya kepada orang lain", (ya seperti itulah kira-kira).... jelas ia sangat sakit hati. ketika menurutnya hubungan jarak jauh bisa diatasi dengan sedikit usaha, pacarnya malah melakukan hal sebaliknya. jika itu terjadi dengan saya, pastinya saya juga merasakan sakit hati yang teramat dalam, secara tidak langsung, hal itu membuktikan sebuah tingkat kesetiaan pasangan disaat berhubungan jarak jauh.

berbeda lagi ceritanya dengan teman saya yang lain, kali ini ia putus dengan seorang pria, saat ditanya alasannya, ia mengatakan kalau sang pria sangat posesif, pencemburu, dan kekanak-kanakan, meskipun umurnya udh sangat dewasa. teman saya tidak sanggup dengan keadaan yang seperti itu, jelas ia sangat menderita. yang saya ketahui teman saya sangat mengutamakan hubungan yang baik antara teman-temannya bahkan dengan mantan-mantannya,

to be continued..... mw tidur dulu, puasa soalnya,, hehehe ^^

Sabtu, 07 April 2012

Hidup itu layaknya makan

hi, udah lama rasanya saya tidak posting di OUR NEWS, mungkin beberapa saat yang lalu saya terlalu sihbuk dengan berbagai macam kekusutan yang timbul dari berbagai macam masalah, mulai dari kuliah, kuliah, kuliah, dan sebagainya.. haha kuliah memang bisa dibilang sesuatu yang sangat kompleks, mengingat hal itu merupakan simulasi hidup, dimana anak manusia bersaing, namun di sisi lain harus memikirkan "pesaingnya"....

Hidup itu layaknya makan. saya mendapatkan ide ini, ketika suatu hari saya mengalami sebuah "kesuksesan yang tertunda", atau yang sering disebut dengan kegagalan (hehe,, sementara seperti itu). semua orang pasti pernah merasakannya, mengalaminya, dan menyerah. namun tak sedikit juga yang berusaha sekuat tenaga bangkit dari kegagalan itu.. hahahaha

ceritanya begini, dalam sebuah tugaas kuliah, dikerjakan tulis tangan, dan diasistensikan pula (biasanya diwarnai dengan aksi coret-ria para jendral laboraturium), sedikit salah, ulang nulis satu halaman full.. hahaha *ketawa jengkel....

setengah mati kami berjuang terbebas dari 9 oarang jendral labor itu, ternyata kami berhasil menaklukkan mereka semua, hehehehe,, namun ibarat kata "keluar dari mulut harimau, malah masuk ke mulut buaya", kami harus berhadapan dengan "The King", yaitu sang raja penguasa nan adidaya, yang suka merusak tekad baja menjadi lunak layaknya sterofoam terkena bensin, langsung ciut dan lisut,., sang raja sangat susah ditaklukkan, segala senjata kami gunakan, namun apa daya, sang raja memiliki kekuasaan,, hahahaha

singkat cerita, kami gagal sementara di tangan sang raja, segala macam perasaan, berkecamuk, letih, lemas, dendam, marah, dengki, terbakar amarah, dan seluruh kata sifat yang pernah tertulis di kamus besar bahasa indonesia (yang bersifat negatif) berkumpul jadi satu di sebuah bilik kecil diantara berjuta bilik yang ada tersedia di dalam otak.. mau pecah rasanaya,, hahaha eits,, tapi itu belum final,, hehehe untungnya sang raja masih memberi kesempatan kepada kami para pejuang untuk berjuang lagi di minggu-minggu terakhir,, Alhamdulillah,, hehehe sang raja menampakkan sedikit hati merah mudanya,, haha

nah, lantas, apa hubungannya dengan judul kita kali ini, Hidup itu layaknya makan,,, ??? tentu banyak hubungannya, tak sebatas hubungan garis linier yang ber-kontiniu dengan garis paraboba jungkir balik di bidang kartesius, lebih dari itu, sangat erat hubungannya. 

saat makan makannan yang lezat, namun kita sedang tidak berselera, pasti kelezatannya tak akan terasa seutuhnya. dan ketika kelaparan, makanan sesederhana apapun, pasti lezat dari awal hingga akhir. makanan itu  mengandung berbagai macam rasa, manis, asam, asin, pahit, pedas, (maaf, Umami tidak ada korelasinya dengan rasa kali ini). untuk mendapatkan rasa manis pada makanan, kita biasanya menambahkan gula atau sejenisnya, begitu juga dengan rasa lainnya, perlu sesuatu untuk menciptakan sebuah rasa.. 

semua itu sama halnya dengan hidup. dalam menjalani hidup, manusia banyak menemukan berbagai macam rasa, senang, bahagia, jengkel, marah, cinta, dendam, optimis, pesimis, dan berbagai macam perasaan lainnya. seiring dengan apa yang kita lakukan saat menjalani hidup itu, tanpa sadar kitalah yang menumbuhkan rasa tersebut. marah ketika kita tidak puas, bahagia ketika kita sukses, dendam ketika kita memendam amarah, dan sebagainya dapat kita rasakan. meskipun demikian, terkadang kita merasa enjoy dengan hidup kita, saat kita bersemangat, optimislah yang kita rasakan. namun ketika mental kita telah remuk, jangankan pesimis, berfikir sajapun mungkin tidak, hingga ingin mengakhiri semua rasa yang dirasakan tersebut. namun ingat, jang pernah sekalipun berniat berhenti merasakan berbagai macam rasa dalam hidup, karena hidup akan terasa hambar, dan "ga ada geregetnya" (the raid)... hahaha 

ketika saya di cap gagal, tentulah ada sebabnya, sang raja melihat berbagai macam kekuranga saya dalam berusaha, hal itulah yang membuat saya merasakan sebuah kegagalan, ketika saya mampu menghadapinya, pastilah saya akan mendapatkan kesuksesan. hal itu tentu bukan rasa yang diberikan sang raja, atau para jendralnya, namun rasa itu sayalah yang menciptakannya... seandainya saya berusaha dengan sungguh, tenti tidak akan terasa sebuah kegagalan, melainkan kesuksesan, tidak mungkin gula itu pedas, tidak mungkin garam itu manis, tidak mungkin cabe itu asam. semua rasa yang ada di saat kita menjalani hidup, tentunya kita sendirilah yang menumbuhkannya.....

pesan yang ingin saya sampaikan adalah, ketika kita gagal, berusahalah untuk tidak menyalahkan siapapun, baik itu jendral, maupun sang raja, karena apa yang kita dapatkan, adalah buah dari usaha kita, sama halnya dengan makanan, makanlah gula atau permen untuk dapat merasakan manis, dan makanlah cabe utuk merasakan pedas, berusahalah untuk mendapatkan kesuksesan, dan menyerahlah kalau mau gagal... ^^ 7-4-2012(23.25)