the human choice and the magical world


1.       Malam yang aneh

Malam itu adalah malam yang lain dari malam-malam sebelumnya, bahkan bisa dikatakan malam yang sangat aneh. Awan hitam bergumpal tebal diatas langit kota, “NewWeek”,  Angin kuat dan kencang disertai derasnya air hujan yang turun mebuat telinga pekak dan barus berbicara lebih kuat untuk melawan suara air hujan yang beradu dengan lembaran atap rumah warga. Sesekali petir dan Guntur tang sungguh kuat keluar dari belik awan seakan ingin menerjam beberapa sisi kota. Semua orang bergumpal dengan selimut tebal, berbaring diatas kasur dekat tungku perapian agar lebih hangat. Sayup-sayup terdengar dari televisi tua yang harus dipukul untuk menjernihkan gambar kaburnya sedang menyiarkan berita tentang hal aneh apa yang terjadi malam itu. “kepada seluruh penduduk kota NewWeek, malam ini diperkirakan akan terjadi badai angin disertai hujan yang cukup besar melanda kota newweek bagian utara hingga selatan, disarankan agar anda tetap tinggal dirumah dan mengunci rapat pintu dan jendela, dan menyiapkan penerangan jika sewaktu-waktu ada pemadaman listrik, diharapkan agar warga untuk se……”, suara pembaca berita mulai terdengar pelan. Diantara semuanya yang ada di ruang itu, hanya Iki, ibu dan ayahnya yang masih terjaga di hadapan televisi yang masih menyala itu.
 “berita apa ini ?, apa mereka tidak tahu yang terjadi sebenarnya ?”, keluh  Tuan Jacob dengan nada tinggi, hampir terlihat marah. Sesekali guntur bergemuruh diluar menggetarkan tanah dan membuat semua yang masih tersadar berpaling mengarah jendela.
“apa maksudmu, apa yang mereka tidak ketahui? Mereka punya sumber yang dapat dipercaya. Badan Meteorologi NewWeek. Disana mereka tahu segala sesuatu tentang badai dan hujan”, tegas nyonya Jacob sedikit mengejak suaminya, sambil asik  merajut benang wol.
“ iya, ibu benar, seakan ayah tau saja apa yang terjadi sekarang ini ?”, jelas Iki mendukung ibunya. Matanya terus memandang kotak bergambar-bersuara itu tanpa mengedipkan mata sedikitpun.
“oh, ayolah iki, kapan kau akan menjadi dewasa ? bukankah pernah ayah ceritakan kisah hebat kakek mu 100 tahun yang lalu itu “, dengan nada bangga, sambil mengepalkan tangannya dan bergaya seperti pahlawan.
“hahaha… sepertinya aku sudah bosan dengan cerita ayah tentang kakek yang menyelamatkan kota ini dengan mengorbankan dirinya dan hilang hingga sekarang…”
“Iki!, jangan membuat ayahmu sedih dengan berkata seperti itu tentang kakek.. kasihan dia..”, seru ibunya dengan nada sedikit tegas dan mata menatap Iki.
“Mm..Maaf yah”, jawab Iki. Sambil menundukkan kepala.
“hahahahahahah… tenang nak, itu sudah lama berlalu, ayah sudah tak memikirkannya lagi. Tapi ayah tetap bangga dengannya.”, jawab ayahnya dengan nada lantang dan tegar. Mereka terus ngobrol tentang badai yang akan melanda kota newweek hingga tengah malam.
Sebenarnya dahulu, ada sebuah peristiwa yang membuat semua warga kota NewWeek gempar dan selalu mengingat tentang peristiwa100 tahun lalu, peristiwa datangnya serangan pasukan kegelapan yang dipimpin oleh BlackLord, penguasa seluruh kegelapan jagad raya. Kota newweek hancur akibat keganasan  BlackLord yang sangat kuat. Namun hal yang tak terduga terjadi, sang walikota saat itu, melawan BlackLord beserta para pasukannya seorang diri. Walikota itu adalah ayahnya tuan Jacob, yang bernama Mark Anthony Jacobian. Sang pemimpin kegelapan kalah dan dikunci dalam sebuah peti yang sudah dipersiapkan sang walikota untuk menyegel BlackLord karena sebenarnya ia tidak pernah bisa mati. Ada yang bilang ia adalah dewa, namun  sang walikota menyebutnya “iblis Kotor”.   Peristiwa yang sangat mengerikan itu, terus menghantui kota newweek selama bertahun-tahun hingga saat ini.
 
2.       Cerita 100 tahun yang lalu

Dikantor walikota newweek, saat itu terjadi kesibukan yang sangat riuh, para staf hilir mudik, lalu lalang di sekitar lobi dan koridor kantor. Manusia saling berhubungan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kota hampir di setiap labirin. Namun itu masih suasana yang baik dan terasa kondusif. Seorang pria tua menghampiri meja seorang staf yang sedang menulis di atas kertas putih dengan tinta hilam tebal. “maaf, bisa bertemu dengan Mark Anthony Jacobian ?” Tanya pria yang memakai jubah hitam dan topi sambil member senyum hangat.
“oh.. anda mencari walikota newweek ?, apa sudah buat janji ?” Tanya pegawai itu sambil membalas senyum dan anggukan.
“janji?, apa harus”, Tanya pria tua berjubah itu heran.
“ya, janji ingin bertemu, setidaknya surat atau bukti telah menghubungi walikota, maaf tapi kami terus berhadapan dengan masalah datangnya para warga yang mengeluh dan ingin bertemu dengannya”, jawab pegawai itu menjelaskan.
“oh, baiklah aku mengerti, sebenarnya aku telah memiliki janji dengannya”, sambil menenangkan pegawai muda itu.
“baiklah, nama anda? kapan anda membuat janji dan kapan akan bertemu dengan tuan Jacobian?”  Tanya pegawai itu sambil memeriksa daftar pertemuan walikota di depan Komputer, jarinya bersiap mengetik nama.
“hmm, baiklah, tapi jangan terkejut. saya telah berjanji bertemu dengannya sekitar 10 tahun yang lalu dan akan bertemu dengannya jika saatnya tiba, dan nama saya Icarus White”.  Pegawai itu terkejut dan menoleh ke pria tua itu sambil memperbaiki dudukan kacamatanya.
Pegawai muda itu berjalan terburu-buru sambil melihat kanan-kiri, sesekali ia bertabrakan dengan pegawai lain yang sedang mondar-mandir bekerja. Dari wajahnya tampak bahwa ia heran dan ketakutan sekaligus bertanya ada hal apa yang terjadi sehingga pak walikota dicari oleh orang aneh seperti itu. Ia terus membuka seluruh pintu di satu-satunya lorong yang sepi karena sebenarnya itu lorong untuk menuju ruang rapat. Dan pada pintu kedelapa disebelah kanan lorong, akhirnya ia menemukan sang Walikota yang sedang rapat. Seluruh peserta rapat menoleh heran kearah pegawai muda yang berkeringat itu. “ hey welly, ada apa, apa kau dari olahraga sehingga berkeringat kuyup begitu?, dan apa kau lihat kami sedang rapat?”, Tanya walikota yang sedikit kesal karena rapatnya diganggu.
“mm.. maaf pak walikota. A.. Ada yang ingin menemui anda…”, dengan sedikit gugup.
“siapa?, bisakah dia menunggu sebentar?”, Tanya sang walikota.
“namanya Icarus White..”. sang walikota tersentak dan terpaku mendengar nama itu, seakan ada hal besar yang telah lama dinanti olenya sejak lama. Walikota berdiri dan langsung menuju kedalam ruang kerjanya.
“suruh dia masuk ke ruangan ku”, perintah walikota sambil berjalan di labirin yang menuju ruangannya. Ia terlihat berjalan sambil memikirkan sesuatu dengan keras dan serius. Dan jelas, cerutu yang ada di mulutnya tak lagi dapat terhisap.
Di dalam ruangan itu walikota berbicara dengan pria tua tadi dengan cukup serius, seakan-akan ada sesuatu yang akan terjadi dan mereka berpikir untuk bisa mengatasinya.
“apa waktunya sudah tiba? Icarus?”, Tanya walikota. Matanya menghadap ke jendela melihat ke luar.
“ya, waktunya telah tiba, aku perkirakan malam ini, serangan pertama, ia akan bawa pasukan yang cukup untuk mengambil kunci perak itu, ia berniat membuka kembali gerbang dewa yang telah lama dikunci oleh orang yang terpilih, Norman Hough, ayahmu, dan kunci itu ada pada mu, apa yang akan kau lakukan Mark?”, Tanya Icarus.
“sepertinya harus aku hadapi semua itu, apa bisa dengan cara lama?”
“cara yang mana?”, Tanya Icarus.
“dengan segel peti. Mungkin bisa menahannya selama 100 tahun, tapi setidaknya itu waktu yang cukup”, jelas walikota.
“namun, apa nanti 100 tahun kemudian anakmu Hendri yang akan melakukannya?”
“tidak, ramalan peri biru mengatakan kalau cucuku yang akan melakukannya”.
“lalu siapa yang jadi pendampingnya? Terlalu berat untuk satu orang untuk menghadapinya nanti”
“mungkin dengan cucumu icarus, dan menurut ramalan ia akan dibantu banyak orang terpilih lainnya”,sambil tertawa sedikit.
“apa kau yakin?”.
“haha, apa aku terlihat tidak yakin?”, Mark mencoba tertawa untuk menghilangkan gelisahnya.
“ya, sudahlah,,,, malam ini, mungkin tengah malam”
“baiklah, aku tak sabar ingin bertemu dengan sang iblis kotor itu….”, sambil memadamkan api cerutunya dengan penus perasaan ambisi yang kuat. percakapan mereka berakhir, Icarus langsung menghilang, tubuhnya berubah menjadi asap putih yang berarak keluar ruangan melalui jedela. Dan ketika di luar asap putih itu berubah menjadi pria tua kembali, namun ia memakai jubah putih,  Menoleh memandang Mark, sang walikota. Iapun pergi, berjalan menyusuri pinggir jalan hingga hilang dari pandangan mark.
Hujan deras melanda kota malam itu, sebentar lagi akan terjadi pertarungan yang sangat dahsyat dan akan mengubah segalanya. Sang walikota berdiri dengan memandang langit hitam, deras air hujan mengalir membasahi sekujur mantel hitam yang melekat pada tubuhnya, diatas sebuah bangunan tinggi seakan ingin langsung menerjang sang Blacklord begitu ia keluar dari gumpalan awan hitam itu. Petir seakan terus menyambar keheningan malam kala itu. Icarus, sang asap putih, datang dari kiri pandangan Mark, mendekat, dengan perlahan asap putih mulai berwujud Icarus lengkap dengan jubah putih seperti yang ia kenakan tadi.
Berdiri tegap, ikut memandang langit hitam itu. “apa kau siap ?”, icarus mencoba meyakinkan Mark.
“apa bisa aku berkata tidak siap, bagaimana dengan warga newweek jika aku belum siap?”.
“dan bagaimana dengan rencanamu dengan menggunakan peti itu, apa tidak ada cara lain, setahu ku, ia bisa lolos karna kekuatan penyegel pada peti itu tidak sempurna dibuat ayahmu 100 tahun yang lalu.”, sambil berjalan undur dan menjauhi Mark.
“tenang saja pak tua, aku bisa lebih baik dari ayahku, kita liat saja nanti, yang jelas datanglah jika nanti aku terdesak.”
“baiklah, aku tidak akan berada jauh darimu, tapi ingat, sebisa mungkin  untuk membawanya bertarung jauh dari kota, mungkin dibalik awan cukup agar warga tidak khawatir”.
“ya, akan ku usahakan,,,, menurutku kau lebih cerewet dari istriku”, sambil memandang Icarus dengan sedikit tertawa geli. Icarus kembali menjadi asap, cepat bergerak tak beraturan mencari tempat untuk bersiap. Ia dalam wujud asapnya berarak masuk kedalam sebuah ruangan melewati jendela yang terbuka. Didalam sana ia kembali berubah ke wujud manusia, mengawasi keadaan diseliling Mark yang akan berhadapan langsung dengan blacklord.
Hal yang mereka nantipun tiba, Blacklord dan pasukannya keluar dari balik awan hitam di atas kota dan langsung dengan cepat mengarah ke Mark. Sang walikota mengeluarkan kekuatannya, seluruh tubuhnya berubah dan mengeluarkan api yang berkobar, sangkin panasnya api itu, hingga membuat lantai yang ia pijak kering hingga terbakar, matanya membara, rambut putihnya berubah menjadi benang-benan api yang panjang. Dari jauh, tempat itu terlihat sangat terang sehingga dapat dilihat dan menjadi perhatian para penduduk kota newweek.
Di lain tempat, ada seseorang yang sedang melihat kobaran api walikota yang berpijar sangat terang. Tampaknya ia tahu apa yang terjadi. Ia menatap keluar jendela dan bergumam, “akhirnya, ia datang juga, untung saja mark sudah mempersiapkannya”.
“jangan senang dulu, kita masih belum tau, apa yang akan dilakukan blacklord. Mungkin saja ia akan melakukan hal yang sama saat ia menyerang dan berhadapan dengan orang terpilih ke-3, freed jacobixie. Saat itu setengah kota hancur dan freed tewas”, sahut seseorang yang muncul tiba-tiba dari kegelapan tepat dibalakang sofa.
“aku yakin, Mark bisa melakukannya, apalagi ada icarus white yang mendampinginya, api dan asap putih bisa dibilang kombinasi yang unik”, sambung pria yang masih melihat keluar jendela.