Rabu, 06 Juli 2011

Mimpi, Realita dan batas yang memisahkannya

..............hai teman semua, apa kabar, udah lama saya tidak memposting tulisan saya karena kesibukan kuliah, ujian, dan juga mengurus CAPTURE AND LOOK, hehe. Dan sekarang saya mempunyai ide untuk menulis sebuah tulisan. sebenarnya, inspirasi saya menulis posting berikut adalah ketika saya bermimpi seseorang yang saya "naksir" di bangku kuliah. Hal yang menarik dari mimpi saya tersebut adalah konsep antara mimpi dan realitanya. Saya mimpi sedang "melamar" nya bersama orang tua, namun realitanya, setelah 2 tahun mengenalnya, HANYA 6 kali saya berbicara dengannya, bahkan hanya sepata dua patah kata, seperti "titip ya", atau "trimakasih", bahkan ada yang hanya "pulang ya", dan komunikasi yang paling panjang adalah ketika ia NYONTEK kepada saya ketika ujian MARTIKULASI, dan hanya berdurasi 120 menit. sungguh menggelikan jika mengingat dan menghitungnya,, hahahaha  , ,  , ,

Mimpi, sering kita persepsikan sebagai sebuah fenomena tidur atau yang sering dikatakan dengan buga tidur. Mimpi hanya dapat kita temukan pada saat tidur dan ketika tubuh menrasa nyaman dengan tidur tersebut. Pada dasarnya, mimpi mengandung unsur cerita yang sangat panjang, namun berjalan begitu cepat, seperti rasanya tidur, awalnya tengah malam, namun tiba-tiba terbangun dan sudah pagi. Mimpi hanya bersifat memberi berkas kepada otak dan pikiran kita dengan beberapa potongan kisah yang di sajikan di mimpi, dan kita dapat merangkainya menjadi sebuah kisah dalam suatu kisah mimpi yang utuh. 

Sering kali kita mengalami mimpi yang kita rasakan seperti suatu yang nyata, bahkan sampai terasa begitunyatanya, hungga mimpi tersebut dapat mempengaruhi suasana hati kita berikutnya. seperti contoh, jika kita mimpi romantis yang sangat tampak nyata, setelah bangun, kita akan merasa sangat berbunga-bunga, jika mimpi seram atau menakutkan, kita akan paranoid setelahnya, dan jika mengalami mimpi yang duka atau memimpikan seseorang yang kita cintai meninggal, kita akan menangis setelahnya..

Ada mimpi yang seperti kenyataan, dan ada juga kenyataan yang seperti mimpi, kedua itu merupakan proyeksi pikiran kita, jika mimpi yang seperti kenyataan, kita merasakan perasaan yang dalam, yang ditanamkan mimpi kepada kita, sehingga kita menganngapnya sebagai sebuah yang sangat nyata, sebaliknya, jika kenyataan yang seperti mimpi, merupakan suatu kenyataan yang menanamkan suatu perasaan, namun kita dengan pengaruh dari dalam jiwa, menolak kenyataan tersebut atau tidak menerima hal tersebut, namun menganggapnya menjadi suatu yang tidak nyata.. . . .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar